Sabtu, 09 Mei 2015

Menara Saidah, Jakarta Timur

















Pernah lewat jalan MT. Haryono? Ada banyak gedung bertingkat tinggi di jalan yang sangat strategis itu. Pasalnya, MT. Haryono dekat dengan terminal UKI, stasiun cawang,dan pintu tol. Pusat perbelanjaan Carrefour pun ada disana. Tapi pernah memperhatikan gak bahwa di jalan itu ada gedung tingkat tinggi yang sudah tidak difungsikan lagi. Namanya adalah : Menara Saidah.
Menara Saidah terletak di daerah yang sangat strategis, hanya berjalan kaki dari stasiun cawang, dilewati angkutan umum setiap jamnya. Dan kalau masih berfungsi saat ini, akan lebih strategis lagi karena ada halte transjakarta di dekat sana.
Menara Saidah didirikan jauh sebelum krisis moneter terjadi pada tahun 1998. Awalnya bernama Gedung Grancindo, sang pemilik mengalami kebangkrutan kemudian menjualnya ke Saidah Abu Bakar Salim.
Pada saat masih bernama Gedung Grancindo, gedung tersebut mempunyai 15 lantai. Namun ketika berpindah kepemilikan, pemilik melakukan renovasi besar-besaran menjadi 28 Lantai dan berganti nama menjadi Menara Saidah.
Inneke Koesherawati dikabarkan merupakan menantu dari pemilik gedung ini.
Pada masa kejayaannya, Menara Saidah ini merupakan gedung bergengsi yang diminati banyak pebisnis seperti: Kementrian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (di lantai 18), PT. Merial Esa, PT. Merial Medika, dan sebagainya.
Arsitektural gedung bergaya Romawi, namun nama gedungnya islami.
Merupakan gedung tertinggi (dan terindah arsitekturnya menurut saya) di kawasan Cawang tersebut.
Gedung sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 2007 dikarenakan sebab yang tidak difungsikan. Setelah tidak beroperasi lagi, masih banyak yang tertarik akan gedung ini dan berniat membelinya, namun pemilik lama tidak pernah menunjukkan gambar, sehingga calon pembeli tidak mau mengambil risiko dan membatalkan keinginannya.
Menara Saidah masih dijaga oleh satpam sampai saat ini, dan dibersihkan sesekali oleh petugas kebersihan kota di bagian luarnya saja.
Desas-desus Misteri Menara Saidah yang berhenti dioperasikan:
Gedung Menara Saidah miring. Dikabarkan salah satu pondasinya patah yang mengakibatkan gedung ini miring. Sehingga berbahaya pagi pengguna gedung. Pengelola gedung tidak sinergi lagi, kabarnya terlalu banyak tangan yang ingin mengelola gedung (keluarga besar : kakak dan adik pemilik) sehingga harga sangat tinggi. sehingga membuat penghuni satu persatu meninggalkan gedung.
Lift berjalan lambat. Kabarnya hal ini sering diprotes oleh pengguna gedung, namun tetap saja diabaikan.Hal ini membuat pengguna tidak nyaman. Gedung Angker dan Banyak kejadian janggal yang terjadi. (bisa dicari di google, gak sanggup nyeritainnya disini)
Hal-hal yang patut dipertanyakan tentang Menara Saidah:
Kalau memang gedung miring atau mengalami penurunan gedung yang tidak dapat ditolerir lagi kemiringan atau penurunannya, dibetulkan/diperkuatpun hampir mustahil karena biayanya mahal misalnya, kenapa tidak segera dihancurkan saja? Sampai dengan tahun 2012 ini, sudah 5 tahun gedung tidak difungsikan.
Kalau keadaannya ada masalah di pengelola gedung dan manajemen operasional Menara Saidah. Apakah keputusan yang tepat memberhentikan total kegiatan di dalam gedung? Bisa saja memperbaiki atau mengganti menajemen merupakan pilihan alternatif. Mengingat perombakan gedung pasti memakan biaya yang banyak, lagipula harga sewa gedung strategis itu rasanya sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Lalu, yang saya lihat malam hari, lampu bagian puncak Menara Saidah yang berwarna ungu itu benar-benar menyalakah?


http://finance.detik.com/read/2014/12/25/172724/2787400/1016/pakar-air-ini-ungkap-misteri-miringnya-menara-saidah-dan-banjir-jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar