Di kawasan taman hutan raya Ir. Juanda, Dago
Pakar, terdapat dua buah goa peninggalan Belanda dan Jepang. Goa yang terdapat
di dalam hutan tersebut merupakan bekas tahanan dan tempat penyiksaan para
romusha yang tidak patuh ketika bekerja.
Hingga kini sering terdengar suara jerit
kesakitan dan tangisan di dalam goa tersebut. Selain itu, para pengunjung goa
tersebut juga dilarang untuk mengucapkan kata “lada” karena bisa menyinggung
penghuni goa tersebut. Jika mengucapkan kata tersebut, maka biasanya orang
tersebut akan langsung kesurupan.
Sebuah tempat yang menyimpan banyak misteri, karena suasananya yang
masih asri, dipenuhi pohon di sana sini, bahkan cenderung terlihat agak angker.
Banyak mitos yang timbul di sekitar daerah ini, yang tidak lain adalah misteri
dari dua gua yang teronggok di sana, yaitu gua Belanda dan gua Jepang. Gua
Belanda memang lebih luas dan terang dibandingkan dengan Gua Jepang, namun
keduanya konon menyimpan kisah misteri yang masih belum terpecahkan hingga saat
ini – salah satunya adalah penampakan prajurit jaman Belanda dan jaman Jepang.
Selain itu, banyak isu yang mengutarakan bahwa di Tahura Dago Pakar ini
merupakan tempat dimana Prabu Siliwangi – yang bernama asli Sri Baduga
Maharaja, seorang prabu dari Kerajaan Pakuan, Pajajaran – berada, sehingga
seringkali daerah ini dikaitkan dengan suatu kisah misteri tiada akhir.
http://bagusirawan56.blogspot.com/2013/02/goa-jepang-bandung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar