Setiap tahun Kraton Yogyakarta mengadakan
labuhan untuk menghormati pengunggu gunung merapi Eyang Sapu Jagad . Bagi pendaki merapi pasti tidak asing dengan pasar
bubrah. Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan
bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di
lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan.
Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa turun untuk
dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat lain. Kalau ada
bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih
berupa prassti peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi
terlihat lebih menyeramkan. Walau bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar
setan ini, kewaspadaan dan pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita
tetap harus dilakukan. Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang
sombong membuat kita lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali
menyesatkan atau rawan dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita tetap
selalu menjaga konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fsatelitraya.com%2Fimages%2F0_2014%2Fapril%2F03_minggu%2FGunung%252520Merapi.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fsatelitraya.com%2Fnasional%2F2367-bnpb-status-gunung-merapi-turun-jadi-normal&h=2000&w=2956&tbnid=RPAW15leskV4PM%3A&zoom=1&docid=515DmwqYyrpl5M&ei=PUmHU8XDLsqrrgeA7IDABg&tbm=isch&ved=0CF4QMygAMAA&iact=rc&uact=3&dur=903&page=1&start=0&ndsp=10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar